PENGURUS

Pembina Kehormatan : Pdt. AH Silitonga BSM

Penasehat 1 : Simatupang

Penasehat 2 : St. DJ. Hutapea

Ketua : CSt Kernol A Panjaitan SH

Wakil Ketua : A Purba

Sekretaris : Mutiha Hutabarat SE

Bendahara : Parnasipan Sihombing

Seksi Koor : Joshua Siregar

Seksi Vocal Group : E Hasugian

Seksi Musik : D Siringo - ringo

Seksi Sosial : D Sihombing







Rabu, 15 September 2010

SATU DI DALAM KRISTUS YESUS

 
Galatia 3 : 28


SATU DI DALAM  KRISTUS YESUS

          Yesus Kristus penebus dosa manusia, oleh karena itu tidak ada perbedaan dihadapNya, semua adalah sama dihadapan Tuhan. ucapan ini sering kita dengar dari pengkotbah di atas mimbar. Mari kita simak ayat (28)  Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Benarkah demikian ?  

          Kalau kita menelusuri pada ayat sebelum dan sesudahnya, salah satu makna Yesus disalibkan adalah Dia telah mengakhiri dan menebus kita dari hukum taurat, sebab ada tertulis : “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus kristus telah membuat semua ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima roh yang telah dijanjikan itu (ayat 14). Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (ayat 29).

          Setiap orang yang percaya berhak menerima janji Allah, tidak terbatas kepada bangsa Israel yang telah lebih dahulu mengenalNya bahkan kita mengetahui mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Ukuran yang dipakai bukan lamanya mengenal atau percaya tentang Allah tetapi ditentukan oleh kualitas iman, yaitu keyakinan dalam menjalankan kebenaran firman Tuhan. Satu di dalam Kristus Yesus menjadi tonggak pembaruan bagi orang percaya bahwa tidak membedakan yang satu dengan yang lain, semestinya kita juga bersikap demikian sepanjang hidup tanpa dibatasi oleh apapun, kapanpun dan siapapun.

          Kita jangan mempertajam perbedaan karena akan menimbulkan konflik antar saudara, teman, bahkan dengan sesama teman se iman yang pada akhirnya akan menjadi perpecahan. Hendaknya saling menguatkan serta tetap memelihara persekutuan agar berjalan dengan baik. Apalagi sampai  menghakimi orang lain, tentu tidak berkenan dihadapan Tuhan. Amin ( KAP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar